Bismillaahirraahmaanirrahiim...
Pagi itu dari balik pintu, terlihat sosok lelaki paruh baya mendekati kelas kami. Tubuhnya tinggi, beberapa helai rambutnya sudah memutih, dan mengenakan jas merah yang warnanya sudah agak pudar menurutku. Kelas kami seketika menjadi tenang.
Maklum, ini adalah kali pertama kami bertemu beliau, dosen mata kuliah Metodologi Penelitian. Tentunya kami harus memberikan kesan perkenalan yang manis. Paling tidak menghargai keberadaannya saat memasuki kelas. Setelah meletakkan ransel hitamnya, ia pun memperkenalkan diri.
“Sudah ada yang kenal saya ?”, katanya.
“Sudaaahh”, jawab kami serempak.
Padahal kami cuma sekedar tahu nama bapak dari lembar absensi.
Beliau tersenyum, lalu menuliskan namanya di papan tulis. A. Chaedar Alwasilah namanya. Alwasilah ? Kok, rasanya saya tidak asing mendengar namanya. Sepertinya saya pernah membaca buku beliau, atau mungkin hanya sekedar melihat namanya di daftar pustaka sebuah buku ? Hmm, entahlah.
“Untuk pertemuan pertama ini terlebih dulu saya ingin memberikan survey kecil-kecilan”, kata pak Chaedar.
“Begini. Kalian sedang membaca sebuah buku, terserah apakah itu buku berbahasa Jepang atau Indonesia. Lalu, kalian tidak mengerti maksud dari teks yang ada di buku itu. Nah, kira-kira mengapa kalian tidak mengerti ? Tulis di kertas kalian, misalnya [Saya tidak mengerti karena .............], lanjut beliau.