Dunia ini penuh persaingan. Kita lahir pun melalui proses persaingan (cek pelajaran biologi ^^). Setelah keluar dari dunia perkuliahan, lagi-lagi harus bersaing dengan ribuan wisudawan lainnya untuk bisa tembus dalam dunia pekerjaan.
Beberap waktu yang lalu saya mendapat telefon dari senior saya. Dia menanyakan tempat saya mengajar sekarang. Saya juga balik nanya tentang kabarnya yang tengah mengajar di salah satu SMA di Sulawesi Selatan. Setelah cerita-cerita menganai tempat ngajar, eh ga disangka kita sama-sama ingin memasukkan berkas di salah satu sekolah tinggi yang sama. Katanya sih, dia sudah memasukkan berkas sekitar 2 bulan yang lalu di sana. Saya juga sontak kaget, ga nyangka bakalan ada dari lulusan sastra Jepang UNHAS yang bakal melamar di sana juga. Kirain cuma saya doang, hehe.. (*kepedean-dot-com)
Seniorku langsung bilang, "jangan mi ko kasih masuk berkasmu di sana !"
"Kenapa ?", jawab saya.
Dia jawab, "kalo ko kasi masuk berkasmu disana, artinya bersaingki. Jangan mi ko kasi masuk nah, kan ada mi sekolah tinggi ko pegang !"
"Loh, kita' (panggilan sopan utk org yg lebih tua) kan juga sudah punya tempat ngajar ?", jawabku balik.
"Iya, tapi SMA ji, saya lagi cari sekolah tinggi", balasnya
"Hmm...nantipi kuliat kak,", jawabku lagi.
*kurang lebih percakapannya seperti itu, soalnya agak lupa-lupa ingat..
Dia pun mengakhiri telefonnya karena katanya pulsanya sudah mau habis. Berikutnya, percakapan berlanjut di chat FB. Dan intinya saya tetap ingin memasukkan berkas di sekolah tinggi itu yang sudah saya lirik jauh-jauh hari sebelumnya.
Sebenarnya saya ada rasa ga enak sama senior saya tadi. Saya kurang suka dengan kata "persaingan". Ada yang bilang "ketatnya persaingan hidup mendorong pesatnya rasa ego bertumbuh dan merongrong ikatan kekerabatan kita". Tapi, inilah hidup sobat, dan saya pun sedang berjuang menata masa depan saya. Tentunya dengan persaingan yang sehat. Ya...namanya juga usaha, tho. Jadi, kalaupun seandainya senior saya yang terpilih, berarti itu memang sudah rejekinya. Saya it's oke saja, fine...yang penting ikhtiarnya dulu :)
Insya Allah rejeki kita ga tertukar kok, karna masing-masing sudah disiapkan dari Allah, tergantung kita mau jemput atau gak aja, benar nda ?
*impian1 : cari suami kaya plus sholeh biar istrinya ga ikut pusing mikirin keuangan, jd bisa stay at home n fokus jadi istri sholihah, aamiin... (yang punya impian lagi ga sadar diri, ga liat kualitas dirinya seperti apa), *ckckck...
*impian2 : pengen jadi wirausaha aja biar bisa buka lapangan pekerjaan buat orang lain, tapi bingung mo usaha apa... (nah loh !)
Ok..segini dulu cerita kali ini yaa...
Smoga sobat pembaca yang sedang dalam persaingan dipilihkan yang terbaik oleh Allah, aamiin :)
Mari kita ingat, bahwa bukanlah hasil yang akan dinilai oleh Allah, namun yang terpenting ialah bagaimana prosesnya. Jadi, ga boleh ada tuh istilahnya sikut kanan, sikut kiri, sebab yang Allah liat kan bagaimana cara yang kita tempuh dalam mencapainya, ya gak...ya gak..