Kamis, April 28, 2011

Salam Sapa Dari Seorang Kawan di Thailand


Maghrib tadi sekitar pukul 18.30 saya dapat panggilan tak terjawab dari no +66856261xxx. Saya merasa aneh karena nomer nya tidak biasa. "Ini nomor kartu apa ya?", tanyaku dalam hati. Beberapa menit kemudian nomer tak dikenal itu memanggil kembali. Tanpa ragu-ragu, saya menjawabnya.
Saya : Halo ? Assalaamu'alaykum...
Tapi tidak ada yang menjawab di balik telpon itu. Saya kembali mengulang dengan nada yang sedikit menekan.
Saya : Halo ??!
Dan tetap saja tak ada jawaban. Aku mulai berpikir kalau ini kerjaan orang iseng yang mau mengganggu, hingga akhirnya ku tutup teleponnya. Tapi, karena merasa penasaran dengan nomor itu, akhirnya saya mengirim sms.
Saya : Ini siapa ?
Saya berpikir kalau orang ini tidak akan membalas smsku. Maklum, biasanya kalau orang iseng kan sukanya bikin penasaran saja. Lalu, saya mencoba untuk mengecek berapa pulsa yang keluar, dan betapa kagetnya saya saat melihat bahwa biaya sms tadi seharga Rp 1.000 ??!! Wuiihh...ini pake kartu apa sih !! Sampe mahal kayak gini tarifnya, pikirku". Beberapa menit kemudian, handphone ku berbunyi tanda sms masuk. Nomor itu membalas. Dan disinilah percakapan kami dimulai : )
X       : Temannya ninis
Saya  : (Sambil bertanya besar dalam hati) Iya, temanku banyak. Namanya siapa ?
X       : Watashi ha sai desu. Thai jin desu. Shitteimasuka ? 5555
            (Saya Sai. Orang Thailand. Kenal ? Hahaha )
Nah loh, disini aku baru sadar. Kenapa kode nya berbeda (+66) bukan (+62). Ternyata temanku dari Thailand yang mengirim pesan.

Sedikit info, Sai adalah teman saya sesama penerima beasiswa program JENESYS dari Japan Foundation. Kami belajar dan menghabiskan waktu bersama-sama selama 1,5 bulan di Jepang. Dan saya membuat grup di FB khusus buat teman-teman UP冬 (Sebutan untuk program kami) agar dapat saling berkomunikasi meskipun program itu berakhir :)

Tapi, karena saat ini saya sedang fokus untuk proposal skripsi, makanya saya memutuskan menonaktifkan FB ku sementara waktu. Walaupun sebenarnya, saya lebih aktif di salah satu jejaring sosial yang bernuansa lebih islami, yaitu Facelim, hehe...Okeh lanjut ! Saya lalu membalas sms Sai dengan perasaan tak menyangka kalau dia akan menghubungiku lewat handphone...
Saya : Sai ???! Waaaah...hisashiburi desu ne. Indonesia go ga dekiru ne, sugoi 555 Saki, watashi oinori shimashita, gomen ne. Ogenki ? Chiangrai wa dou ? (Sai ???! Waaaah...lama tak bersua ya. Hebat ya bisa bahasa indonesia, hahaha. Maaf ya, tadi saya sholat dulu. Apa kabar ? Bagaimana di Chiangrai ?)

Sai : Genki desu :) Ninis ha ? Ima Thai ha meccha atsui demo ame ga futteru. Indonesia go ga dekinai. Sakki Natty ni kiita 555 nande fb nakunaru ? (Kabar baik. Kalau Ninis ? Sekarang di Thailand sangat panas, tapi sedang hujan. Saya tidak bisa bahasa Indonesia. Tadi, saya bertanya ke Natty, hahaha.....kenapa kamu menghilang di fb ?)
Info lagi : Natty adalah salah satu teman UP冬 juga, dia mewakili Australia namun sebenarnya dia orang Indonesia)
Saya : Atashi mo genki. Ronbun o kaku tame ni, FB de chotto yameta hou ga ii to omou. Moshi, ronbun wo owattara, fb ni modoru kamo...fb de minna no
UP冬 ni yoroshiku ne. (Saya juga kabar baik. Untuk menulis skripsi, saya pikir sebaiknya saya berhenti dulu sebentar di fb. Kalau skripsi saya sudah selesai, mungkin saya bisa kembali lagi...salam saya untuk teman UP冬 di fb)
Setelah mengirim sms ini, sebenarnya saya sangat berharap masih mendapat balasannya, tapi ternyata tak ada lagi balasan setelah itu. Yah, inilah sepenggal kisahku hari ini teman. Hmm, saya berharap skripsi saya bisa segera selesai dengan hasil yang memuaskan dan bisa kembali bersua dengan teman-teman UP冬 yang lain. Membawa kabar pada mereka bahwa saya sudah lulus, hehe...amiiinn :)

=========================================================

Pukul 21.23, Pondok Adelia, Makassar
Kamis, 28 April 2011 (hari dimana seminar proposalku ditunda minggu depan)

Sumber gambar :
https://jmcomms.files.wordpress.com/2015/07/studio-session-015.jpg

Sabtu, April 09, 2011

Kecewa Tak Melihat Aktor Chiwink Berlaga, Time Zone Jadi Tempat Pelarian

Sabtu, 2 April 2011 kekecewaan untuk yang kedua kalinya melandaku. Lagi-lagi saya tak bisa masuk melihat pementasan anak Teater Unhas. Penyebabnya juga sama, yaitu TELAT ! Dan lagi-lagi saya pun kembali salut dengan teman-teman teater unhas, yang sangat menjunjung tinggi waktu, mereka tak memandang derajat siapapun, hingga Pembantu Rektor 3 Unhas pun tak diijinkan masuk karena terlambat juga, hehe...

 
Keterlambatanku kali ini disebabkan oleh keterlambatan dua orang temanku, Yenni dan Riri. Mereka telat menjemputku. Padahal saya sudah siap skitar setengah jam sebelum waktu yang kami sepakati. Entah mungkin mereka ada halangan, sehingga terlambat berangkat dari rumah.

Sebenarnya kekecewaan kali ini lebih mendalam (halah ^^) dibanding keterlambatanku yang pertama. Kenapa ? Karena di pementasan kali ini, ada teman sekelas kami Chiwink yang ikut pentas. Saya sangat ingin melihatnya berakting di atas panggung. Eh, ralat dink, bukan hanya saya saja, temanku yang lain juga pasti ingin melihatnya :)


Saat itu, waktu menunjukkan skitar pukul 10.50 (jika saya tidak salah ingat). Saya masih menunggu di dekat workshop unhas, tempat kami janjian. Pintu gerbang ditutup pukul 10.45 dan pementasan dimulai pukul 11.00. Saya masih sibuk menoleh kanan-kiri melihat pete-pete yang lalu lalang di depanku, cemas menunggu kedatangan Yenni dan Riri. Hingga sebuah taksi datang, dan membunyikan klakson. Saya melihat bayangan Yenni di balik kaca, dan segera tahu bahwa itu mereka 

Saya pun masuk, dan taksi segera melesat memburu waktu yang tersisa. Tapi, saat itu harapku telah usai, kami terlambat. Setibanya kami di Baruga A.P. Pettarani Unhas, kami melihat sekumpulan orang dengan wajah yang penuh penyesalan di depan pintu. Pintu itu telah tertutup. Ah, benar-benar sedih rasanya ditutupkan pintu 

Suasana yang sama saat pengalamanku yang terlambat pertama kali. Mereka yang mempunyai kenalan dengan anak teater, sibuk dengan handphone nya, mencoba memohon agar dibukakan pintu. Kami pun begitu. Temanku Yenni mencoba mengubungi Chiwink dan Kak Indra, mereka orang-orang yang dikenal di teater, Tapi tak satu pun yang mengangkatnya. Ah, sangat iri dengan teman-temanku yang sudah sedari tadi masuk dan menikmati pertunjukan teater di dalam gedung. Pasti seru 

Kami menunggu beberapa menit di luar pintu. Berharap ada panitia yang keluar, dan mau membukakan kami pintu agar bisa ikut nonton. Dan benar saja, seorang panitia pun keluar. Beberapa orang mencoba bernegosiasi dengannya. Orang yang terlambat dan menunggu di luar cukup banyak, panitia itu terus di desak, dan nampaknya ia tidak bisa memutuskan sendiri. Akhirnya, ia kembali masuk ke dalam, mungkin ia ingin meminta pendapat panitia yang lainnya.

Orang-orang yang di luar pun masih sabar menunggu. Hingga panitia yang tadi kembali keluar. Hasilnya ? Tetaplah nihil. Panitia itu keluar memohon maaf, dan memberikan penjelasan pada kami. Kami pun tak bisa berbuat apa-apa, karena ini memang kesalahan kami sendiri. Saya pun berandai-andai. Ah, bagaimana ya jika seandainya semua organisasi dan setiap masyarakat Indonesia menjujung tinggi waktu. Saya yakin, negara ini bisa lebih maju. Tak ada lagi yang berani ngaret !

Satu per satu orang-orang pun melangkahkan kakinya keluar. Pulang dengan rasa penyesalan dan kekecewaan. Tak terkecuali saya, Yenni, dan Riri. Akhirnya untuk melepas rasa kecewa itu, kami memutuskan untuk jalan-jalan ke Mall Ratu Indah, dan bermain di Time Zone. Ah cukup puas kami bermain di sana. Maklum, masa kecil kurang bahagia, haha. Lalu, kami pun pulang skitar jam stengah 5 sore. Terimakasih Time Zone, sudah jadi tempat pelampiasan kami.


Photobucket