Minggu, Oktober 27, 2013

Guru yang Menyentuh Hati


Bismillaahirrahmaanirrahiim...
Semua guru adalah guru Bahasa Indonesia dan guru Agama”.
(Dr. H. Andoyo Sastromihardjo, M.Pd)
Hey, kini aku punya dosen yang paling aku suka. Setidaknya untuk saat ini. Kenapa untuk saat ini ? Karena beliau baru mengajar kami 3 hari, itupun pada masa orientasi kampus. Tiga kali mungkin terlalu cepat untuk menyimpulkan sesuatu. Tapi yang jelas aku suka. Itu saja. Bertemu beliau membuatku ingin beralih ke Jurusan Bahasa Indonesia. Tidak hanya aku, tapi temanku yang lain juga berpikir sama.

Namanya pak Andoyo Sastromihardjo. Ia dosen Bahasa Indonesia. Saat itu ia mengajarkan kami Academic Writing pada masa orientasi kampus. Kenapa aku suka? Karena cara beliau yang sangat bijak dalam mengajar. Bahasanya santun, menghargai setiap pendapat siswanya, dan sesekali menghubungkan materi dengan pendidikan agama. Hati dan logika kami pun mudah menerima penjelasannya. Ah, ini baru namanya Pendidikan Berkarakter, pikirku. Mengikuti kuliahnya, selalu ada kesadaran baru yang terbangun.


Dari beliau kami belajar akan tugas pendidik. Ia menerangkan bahwa tugas pendidik adalah berusaha untuk meningkatkan kemampuan setiap peserta didik. Namun, “meningkatkan” bukan berarti semua nilai kompetensi peserta didik harus sama. Sebab kemampuan dan usaha setiap anak berbeda-beda. Setiap guru harus menghargai seberapa kecilpun peningkatan yang didapatkan oleh siswa. Dengan begitu, siswa merasa bangga dengan apa yang ia dapat dengan usahanya.

Hal lain yang membuatku memberi nilai plus untuk pak Andoyo ialah setiap mendengar adzan di sela-sela jam pelajarannya seketika itu beliau menghentikan penjelasan materinya, mengajak kami untuk mendengarkannya, lalu ia duduk diam dan menjawab adzan. Semakin kagum lah kita. Beliau berusaha untuk memberikan pesan secara tidak langsung mengenai adab mendengar adzan, tidak dengan kalimat yang menggurui, tapi dengan contoh perilaku.

“Setiap guru adalah guru Bahasa Indonesia dan guru Agama”, adalah kalimat yang paling aku ingat darinya. Pertama kali mendengarnya, aku agak mengerutkan kening, berusaha untuk mencerna maknanya. Tapi kemudian aku paham. Setiap guru adalah guru Bahasa Indonesia, maksudnya setiap guru haruslah santun dalam berbicara. Sebab kesantunan dan kesopanan berbicara akan ditiru oleh siswa. Dengan guru berbicara yang baik, maka siswa pun akan terididik untuk berbicara yang baik. Dan setiap guru adalah guru Agama, maksudnya setiap guru sudah sepantasnya memberikan nasehat yang baik terkait sikap dan perilaku yang juga diajarkan dalam agama. Ya. Memang tidaklah mudah menjadi guru. Guru yang memiliki jiwa pendidik yang sesungguhnya. Mampu menerangkan dengan penuh kesan, dan menyentuh hati siswa-siswanya.


Bandung, 27 Oktober 2013
Pukul 10.12 WIB

Sumber gambar :
http://24.media.tumblr.com/tumblr_mapvq8aruY1rdvzeho1_1280.jpg

17 komentar:

  1. sepertinya sy akan suka jg dengan dosen baik ini. ceritakan lagi nanti ya
    uhm memberi apresiasi sama semua kemajuan siswa sekecil apapun. selalu kuingat itu untuk bekal kalo-kalo jadi guru

    BalasHapus
    Balasan
    1. diriku berharap masih bisa diajar sama dosen ini lagi rin, biar bisa mendapat pencerahan lagi, dan bercerita apapun tentangnya di blog ini...tapi...dia dosen jurusan bahasa Indonesia, huff...dou shiyou ?? tapi smoga saja ada kesempatan lain...

      Hapus
  2. karakter dosen yang seperti demikian yang layak disebut seorang pendidik bukan seorang pengajar, aku pengen seperti beliau, ingin mengikut jejak langkahnya sebagai pendidik, belum ada dosen yang seperti aku dapatkan selama kuliah, :D

    nhinis kuliah dimana ?

    salam kenal

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya kak, jarang sekali kita dapat sosok guru yang benar2 mendidik....yang orientasinya bukan hanya gaji semata...tapi murni keinginan utk membuat siswanya "meningkat" baik dari segi ilmu pengetahuan dan akhlak...

      saya kuliah di UPI kak...jurusan pendidikan bahasa jepang, hehe...

      Hapus
  3. Luar biasa sekali dosen mb ini.. santun sekaligus agamis.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya pak capung...saya juga kagum sekaligus cemburu dengan keterampilan mengajar beliau...

      Hapus
  4. jarang loh dapat dosen yang bisa seperti itu, memberi contoh berbahasa yang santun dan memberi contoh bagaimana menjadi hamba ALLAH yang baik.....apalagi di saman serba duit begini...luarbiasa :-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. benar daeng....orang2 seperti itu yg harus dilestarikan, hehe..

      Hapus
  5. wah seru bangeets tuh kalo di ajar dosen seperti itu..pasti kalem penuh makna bisanya orang seperti itu

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya kalem...mengingatkanku status andalan seseorang....

      Hapus
  6. oh kita beda mbak, hehe
    kalau saya suka dosen yang retorikanya mantap. gak perlu kalem, tapi mampu mengobarkan semangat
    dosen oseanografi dan meteorologi.
    kereenn!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. oh iya, saya juga suka dengan dosen yang mengobarkan semangat..
      nilai plus dosen yg sy critakan ini dlm pandangan sy beliau berusaha menggabungkan intelektual dan spiritualitas. jadi ilmu dunia nya dapat, ilmu akhlaknya dapat, soalnya beliau juga mengutarakan firman-firman Allah, gitu mba, hehe..

      semoga saja kedepannya makin banyak pendidik2 yang mengesankan ya...

      Hapus
  7. keren ya mbak dosen nya.
    Dosen yg bisa membangun moral anak didiknya. .
    andai saja banyak dosen yang sadar bahwa dia menjalankan tugas mulia.
    Tugas mengajar generasi bangsa Indonesia. .;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar mas Pudan Lubis...guru-guru seperti itulah yang dibutuhkan untuk membangun karakter Indonesia..

      Hapus
  8. siiippp tulisanya..
    salam kenal'y..
    aku follow'y..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal juga, trimakasih ya sdh follow..
      Btw, saya mau follow balik, tapi tidak melihat link blognya, nama blognya apa ya ?

      Hapus

Jangan lupa tinggalkan jejak ya
Trimakasih...