Jumat, Desember 17, 2010

Pesona Cleopatra Vs Pesona Raihana

Ibu...
Durhakalah aku
Jika dalam diriku
Tak kau temui inginmu,

   Ibu...
   Durhakalah aku
   Jika dalam hidupku
   Tak kau temui legamu,


   Ibu...
   Durhakalah aku
   Jika dalam maumu
   Tak ada mauku,


Tapi...
Durhaka kah aku, ibu?
Jika dalam diri Raihana tak ada cintaku ?!!

* * *

Puisi ini kutemukan dalam novel Pudarnya Peson Cleopatra karya Habiburrahman, penulis kesukaanku. Dalam ceritanya, puisi ini dipersembahkan dari seorang pemuda untuk ibunya, dimana ibu sang pemuda ini telah memilih calon istri yang ia rasa pantas untuk anaknya.

Cerita-cerita dari kang Abik selalu berhasil membuatku berderai airmata. Kata-katanya begitu indah, menyentuh kalbu. Begitu pula dengan cerita "Pudarnya Peson Cleopatra" ini. Ya, setiap kali aku membaca cerita ini, mataku selaku berkaca-kaca. Bagaimana tidak, seorang isteri yang telah mengabdi dengan sebenar-benarnya pengabdian kepada suaminya, namun suaminya tidak sedikitpun tumbuh bibit-bibit cinta di hatinya terhadap Raihana, sang istri.

Dan di akhir cerita, suaminya menemukan sekumpulan kertas merah jambu yang ditulis oleh istrinya. Surat itu berisi ungkapan hati Raihana. Raihana menulis betapa ia mati-matian meredam rindu akan kasih sayang suaminya, yang hingga akhir hidupnya tidak ia dapatkan. Raihana senantiasa bermunajat kepada Rabbnya. Menuangkan segala kesedihannya. Memanjatkan doa untuk suaminya. Sungguh istri yang sholehah. Berikut penggalan suratnya :

* * *



Ya allah..
Dengan rahmat-Mu
Hamba memohon,
Jangan engkau murkai dia karena kelalaiannya.

Cukup hamba saja yang menderita.
Biarlah hamba saja yang menanggung nestapa.
Jangan engkau murkai dia.
Dia adalah ayah dari janin yang hamba kandung ini.

Jangan engkau murkai dia.
Dengan cinta hamba telah memaafkan segala khilafanya.
Hamba tetap menyayanginya.

Ya Allah ...
Berilah hamba kekuatan,
Untuk setia berbakti dan memuliakanya.

Ya Allah...
Engkau Maha Tahu
Bahwa hamba sangat mencintainya karena-Mu.
Sampaikanlah rasa cinta hamba ini kepadanya
Dengan cara-Mu yang paling bijaksanna.
Tegurlah dia dengan teguran rahmat-Mu.

Ya allah...
Dengarkanlah doa hamba-Mu ini.
Tiada Tuhan yang layak disembah kecuali Engkau.
Mahasuci Engkau Ya Allah...
Sungguh hamba mengakui,
Hamba termasuk golongan orang-orang yang zhalim.

Amin...


* * *

Sang suami baru tersadarkan setelah membaca surat-surat itu. Ia segera berlari menuju rumah sakit, dadanya sesak, dan haru yang luar biasa. Rasa rindunya tiba-tiba membuncah. Hatinya basah. Seketika itu pesona kecantikan Cleopatra memudar, berganti cahaya cinta Raihana.


Namun, semuanya terlambat, Raihana meninggal dunia saat melahirkan anak pertamanya di rumah sakit, tanpa didampingi oleh suaminya. Hanya ibu sang pemuda yang menemani Raihana saat itu.


Sungguh cerita yang mengharukan. Karena itu, jangan sia-siakan orang yang ada di sekitar kita saat ini, karena tak ada yang tahu kapan waktu akan memisahkan kita.


4 komentar:

  1. yup.
    btul bnget kk..
    kadang orang yg kita anggap tidak pnting sangad brarti dlam khidupan kita :)

    BalasHapus
  2. wah, aku pengen punya istri kayak raihanna dan g tak sia-siain....

    pinjem novelnya kak

    BalasHapus
  3. Wah sangat mengharukan sekali ya, tak kira kisahnya akan bahagia, tapi ternyata malah seperti itu.
    mengharukan banget.
    Bali Villas Bali Villa

    BalasHapus
  4. Acid : Ya itulah, sesuatu baru dianggap berharga setelah ia pergi

    Choirul : Udah lama bgt aq baca crita ini, entah dimana ku simpan, hehe >,<"

    Bali : Hehe...iyah memang cerita yg sangat mengharukan T_T, pengen deh main2 ke bali, hohoho...

    BalasHapus

Jangan lupa tinggalkan jejak ya
Trimakasih...