Selasa, Desember 22, 2009

Hari yang Surprise Menjadi Guru Sehari

Huwaaaaaaaaaa...
Alhamdulillaahi Rabbil'aalamiin...
Akhirnya hari yang kutunggu-tunggu dalam hidupku pun tiba (hehehehe, lebbay euy !). Memang enak yah bisa mengeluarkan potensi kita.
Sabtu, 14 Februari 2009 adalah hari pertamaku mengajar. Yah, mungkin bisa dibilang hari itu merupakan hari pertamaku tampil sendirian di depan kelas menjelaskan, berkomentar, dan mengeluarkan semua hasil pikiran dan ilmu yang saya miliki. (Halah Lebay, hohoho)

Sebenarnya hari itu bukan pertama kalinya anak-anak SD Batulaccu bertemu dengan saya di sekolah, karena pada hari-hari sebelumnya saya seringkali datang untuk menemani dan menyimak setiap kawan-kawan volunteer yang mengajar. Ini bertujuan agar saya dapat mempelajari bagaimana situasi sekolah, kepribadian anak-anak yang akan saya hadapi, dan metode-metode pengajaran yang sebaiknya diberikan kepada anak-anak itu sebelum saya sendiri yang tampil untuk mengajar mereka.

Alhamdulillah setelah tiga kali pertemuan saya mendampingi kawan-kawan volunteer, saya mulai terbiasa dengan keadaan di sekolah, dan anak-anak disana. Yah, paling tidak saya sudah tidak asing lagi dimata anak-anak itu.

Saat hari pengajaranku tiba, saya tidak merasa begitu khawatir lagi. Saya merasa sudah cukup mengenal bagaimana kondisi yang akan saya jalani saat mengajar nanti. Tapi ternyata hal itu diluar dugaanku. Yah, aku tahu bahwa akan ada 3 orang teman-teman volunteer yang akan menyaksikanku mengajar. Hal itu membuatku sedikit kaget karena biasanya yang datang mendampingi pengajar hanya 1-2 orang saja. Ini kok sampai 3. Kalau terlalu banyak yang menyaksikan kan saya bisa jadi grogi mengajarnya, hehehehe…

Saat menunggu waktu mengajar, saya berbaring sejenak di Honobono. Kebetulan saat itu saya sedang mengantuk dan entah kenapa ada saja rasa lelah yang menyusup. Eh, mungkin baru sekitar 10 menit istirahat tiba-tiba ada suara yang ku kenal datang memasuki Honobono. Ya, itu suara Eka, salah seorang volunteer juga. Wah, hatiku berkata : “Antusias sekali kawan-kawan ku ini ingin melihat ku mengajar. Saya jadi terharu deh, hihihihi”. Wah tiba-tiba saya mendengar nama Yasko disebut-sebut. “Loh ! Itukan nama orang jepang yang minggu lalu ingin mengajar tapi tidak jadi karena suatu kendala”, pikirku. Dan ternyata, wayaaaaaaakkhhh….Eka datang bersama Yasko ini !!! Alamaaakk…Tantangan apa pula ini !!!

Waduuuh, eka ini bikin surprise saja. Bilang-bilang dong kalau mau bawa orang jepang, biar saya ada persiapan gitu. Kan gak enak kalo ngajarnya jelek, heiks…heiks…Aduh jadi tambah deg-degan waktu itu. Rasanya pengen lari saja dari Honobono langsung pulang naik Pete-pete ke kosan, heheheh. Tapi apa boleh buat, tanggung jawab adalah amanah. Yah…ku pasrahkan saja semuanya pada Allah.

Saya pun mengeluh pada kak Maya dan pada teman-teman volunteer yang lain. Menunjukkan bahwa diriku saat itu memang benar-benar grogi. Sepertinya konsep saya smuanya hilang dari kepala. Tapi, daijobu (tidak apa-apa), anggap saja ini sebagai tantangan dan latihan agar lebih meningkatkan kemampuanku supaya bisa lebih pede tampil di depan umum, hohoho…

Alhasil, saat proses belajar mengajar berlangsung, smuanya bisa terkendali. Rasa takut yang sedari tadi muncul, perlahan-lahan hilang dan akhirnya bisa menguasai panggung kelas, hehehe narsis. Tapi sempat ada kesalahan waktu itu sih, karena pelafalanku tidak sesuai dengan yang tertulis di modul. Jadinya malu deh. Wah, saya mau protes sama yang ngetik modul jepang nih, Hayoo siapa, ngaku ! Hehehe…

Ehmmm…ada gunanya juga saya mengikuti Training ESQ, bisa menggunakan konsep para traininer saat menjelaskan, hihihihi…plagiator nih. Dalam proses pengajaran waktu itu, saya juga memilih cara Kuroda Sensei (salah seorang dosen di sastra Jepang UNHAS), yang melatih kami untuk berani naik menjawab soal di depan kelas. Dan itupun saya terapkan pada anak-anak.

Oh iya, diakhir pengajaran saya pun memperkenalkan Yasko san kepada anak-anak dan meminta bantunnya untuk menjelaskan mengenai makan siang yang ada di SD Jepang. Anak-anak terlihat sangat senang, karena mereka dapat penjelasan langsung dari orang jepang. Cara Yasko san saat menjelaskan dengan menggunakan bahasa Indonesia juga sangat lucu. Yasko san juga mengajarkan sebuah lagu jepang sambil menggambarkan sosok kartun yang paling legendaries yaitu Doraemon. Anak-anak sangat antusias mengikuti kegiatan bernyanyi sambil menggambar ini. Yah, walaupun tidak mengerti arti nyanyiannya, tapi it`s really fun, hehehe…arigato yasko san karena sudah banyak membantu
.
Hufff…Yatto, jyugyou ga owarimashita ! Akhirnya pelajaran pun selesai !

Terima Kasih Allah, Engkau telah melancarkan kegiatan kami hari ini. Semoga yang kami ajarkan ini bisa bermanfaat bagiku dan bagi mereka. Amin.

Sampai jumpa di episode berikutnya.
Wassalam ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan lupa tinggalkan jejak ya
Trimakasih...