Sabtu, April 09, 2011

Kecewa Tak Melihat Aktor Chiwink Berlaga, Time Zone Jadi Tempat Pelarian

Sabtu, 2 April 2011 kekecewaan untuk yang kedua kalinya melandaku. Lagi-lagi saya tak bisa masuk melihat pementasan anak Teater Unhas. Penyebabnya juga sama, yaitu TELAT ! Dan lagi-lagi saya pun kembali salut dengan teman-teman teater unhas, yang sangat menjunjung tinggi waktu, mereka tak memandang derajat siapapun, hingga Pembantu Rektor 3 Unhas pun tak diijinkan masuk karena terlambat juga, hehe...

 
Keterlambatanku kali ini disebabkan oleh keterlambatan dua orang temanku, Yenni dan Riri. Mereka telat menjemputku. Padahal saya sudah siap skitar setengah jam sebelum waktu yang kami sepakati. Entah mungkin mereka ada halangan, sehingga terlambat berangkat dari rumah.

Sebenarnya kekecewaan kali ini lebih mendalam (halah ^^) dibanding keterlambatanku yang pertama. Kenapa ? Karena di pementasan kali ini, ada teman sekelas kami Chiwink yang ikut pentas. Saya sangat ingin melihatnya berakting di atas panggung. Eh, ralat dink, bukan hanya saya saja, temanku yang lain juga pasti ingin melihatnya :)


Saat itu, waktu menunjukkan skitar pukul 10.50 (jika saya tidak salah ingat). Saya masih menunggu di dekat workshop unhas, tempat kami janjian. Pintu gerbang ditutup pukul 10.45 dan pementasan dimulai pukul 11.00. Saya masih sibuk menoleh kanan-kiri melihat pete-pete yang lalu lalang di depanku, cemas menunggu kedatangan Yenni dan Riri. Hingga sebuah taksi datang, dan membunyikan klakson. Saya melihat bayangan Yenni di balik kaca, dan segera tahu bahwa itu mereka 

Saya pun masuk, dan taksi segera melesat memburu waktu yang tersisa. Tapi, saat itu harapku telah usai, kami terlambat. Setibanya kami di Baruga A.P. Pettarani Unhas, kami melihat sekumpulan orang dengan wajah yang penuh penyesalan di depan pintu. Pintu itu telah tertutup. Ah, benar-benar sedih rasanya ditutupkan pintu 

Suasana yang sama saat pengalamanku yang terlambat pertama kali. Mereka yang mempunyai kenalan dengan anak teater, sibuk dengan handphone nya, mencoba memohon agar dibukakan pintu. Kami pun begitu. Temanku Yenni mencoba mengubungi Chiwink dan Kak Indra, mereka orang-orang yang dikenal di teater, Tapi tak satu pun yang mengangkatnya. Ah, sangat iri dengan teman-temanku yang sudah sedari tadi masuk dan menikmati pertunjukan teater di dalam gedung. Pasti seru 

Kami menunggu beberapa menit di luar pintu. Berharap ada panitia yang keluar, dan mau membukakan kami pintu agar bisa ikut nonton. Dan benar saja, seorang panitia pun keluar. Beberapa orang mencoba bernegosiasi dengannya. Orang yang terlambat dan menunggu di luar cukup banyak, panitia itu terus di desak, dan nampaknya ia tidak bisa memutuskan sendiri. Akhirnya, ia kembali masuk ke dalam, mungkin ia ingin meminta pendapat panitia yang lainnya.

Orang-orang yang di luar pun masih sabar menunggu. Hingga panitia yang tadi kembali keluar. Hasilnya ? Tetaplah nihil. Panitia itu keluar memohon maaf, dan memberikan penjelasan pada kami. Kami pun tak bisa berbuat apa-apa, karena ini memang kesalahan kami sendiri. Saya pun berandai-andai. Ah, bagaimana ya jika seandainya semua organisasi dan setiap masyarakat Indonesia menjujung tinggi waktu. Saya yakin, negara ini bisa lebih maju. Tak ada lagi yang berani ngaret !

Satu per satu orang-orang pun melangkahkan kakinya keluar. Pulang dengan rasa penyesalan dan kekecewaan. Tak terkecuali saya, Yenni, dan Riri. Akhirnya untuk melepas rasa kecewa itu, kami memutuskan untuk jalan-jalan ke Mall Ratu Indah, dan bermain di Time Zone. Ah cukup puas kami bermain di sana. Maklum, masa kecil kurang bahagia, haha. Lalu, kami pun pulang skitar jam stengah 5 sore. Terimakasih Time Zone, sudah jadi tempat pelampiasan kami.


Photobucket

6 komentar:

  1. cuma bisa bilang prihatin. hehehe..
    iya,, tulisanmu ini betul2 membuatku tertohok.. telat adalah keahlianku. hauuufff...

    BalasHapus
  2. @Ririn : Iya rin benar2 prihatin memang :((
    Ah bukan kamu seorang, sy jg gtu kdang2, wkwkwkwk...

    BalasHapus
  3. kau kadang2, sy sering malah. mengecewakan banyak orang. mulai dari diriku, temanku, bahkan sensei. sy jadi malu.. keren tawwa peraturannya. salut buat TKU. bagaimana klo maa seperti itu yah..

    BalasHapus
  4. Degh, salud banget banget memang klo buat TKU :)
    MAA kadang ngaret kah ??? Ya, memang harus di budayakan tepat waktu, bnyk atau sdikit org yg datang, materi harus mulai, tp klo sampe ditutupkan pintu, jangan lah, masa kita mau larang org nuntut ilmu :D

    Tp toh ada jg bagusnya klo ditutupkn pintu dih, jadinya orang2 berpikiran, "beugh...bagus betul ini materinya, ndak biasa". So, lebih eksklusif gimanaaa gitu kesannya ^^

    BalasHapus
  5. sebenarnya bagus juga begitu.. tp masalahnya peminat ilmu Islam itu semakin sedikit. dibuka pintu saja tidak ada yang menunggu di luar seperti yang tampak pada gambar diatas. apalagi kalo ditutup pintunya. Benar juga saranmu nis. sedikit ato banyak yang datang materi harus mulai. Tp sebenarnya ada peraturan klo peserta tidak mencapai target, pemateri tidak akan mengisi.. susah juga ya...ckckck.. betul2 dunia trlalu indah jadi banyak orang datangi. :D

    BalasHapus
  6. Iya rin, Z lebih s7 kalo materi dimulai tepat waktu. Krn stiap peserta yg datang jg pasti punya kepentingan lain. Kita korupsi waktu klo nunggu target...

    BalasHapus

Jangan lupa tinggalkan jejak ya
Trimakasih...